Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan membuang harta. Akan tetapi, zuhud terhadap dunia adalah lebih mengharapkan yang ada disisi Allah daripada yang ada di tangan kita. Jika ditimpa musibah, maka kita lebih berharap untuk mendapat pahala (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Idris Al-Khaulani RA).
Zuhud adalah amalan hati. Abu Sulaiman Ad-Darany berkata: "Janganlah kamu berkata seseorang itu orang yang zuhud, atau seseorang itu tidak zuhud, karena zuhud itu tempatnya di hati".
Orang yang berpakaian lusuh belum tentu zuhud, karena bisa jadi dia mencuri karena uang Rp 10.000. Di lain pihak, orang yang necis dan bermobil bagus belum tentu tidak zuhud, siapa yang tahu apa isi hatinya?
Namun perlu diingat, bahwa salah satu definisi ZUHUD: hariitsun 'alaa maa yanfa'uh. Getol terhadap apa-apa yang bermanfaat. Jadi ZUHUD bukanlah miskin kinerja.
Orang Zuhud mempu memperoleh dunia, namun ia tinggalkan untuk mengejar akhirat. Beda dengan orang yang terpaksa miskin karena malas. Wallahu a'lam. (Agung Yulianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar