Senin, 31 Oktober 2011

Ketinggalan Pesawat

Abduh (bukan nama sebenarnya) sudah berusaha bangun pagi. Ia dapat check-in on time. Namun entah mengapa, ia tidak mendengar panggilan untuk boarding. Ia baru menyadari setelah 5 menit boarding ditutup. Di sampingnya juga ada seorang ibu yang marah dengan penuh emosi akibat tidak ada toleransi dari petugas. Abduh hanya tersenyum, dan positive thinking bahwa pasti ada hikmah dari semua kejadian ini. Bisa jadi, Allah mempunyai rencana tersendiri dengan keterlambatan ini. Atau mungkin Allah akan memberikan kebaikan, bukankan bersama kesulitan pasti ada kemudahan?

Penerbangan berikutnya menuju Samarinda pukul 11. Sekarang baru pukul 6.30, berarti masih 5,5 jam lagi! Terbayang betapa betenya menunggu. Lima jam lebih waktu kosong, dunia jadi melambat, tidak ada yang harus diburu-buru. Kaki melangkah dengan santai, bahkan jantung berdetak lebih lambat, nafas keluar masuk lebih rileks namun dalam. Abduh mencari posisi yang nyaman, ia ingin menyempurnakan bahan training yang harus disampaikan pada seminar 2 hari Spiritual Entrepreneurship sore nanti.

Sambil menikmati Bakmi Goreng Spesial ia memainkan macbook kesayangannya. Luar biasa! Ia mendapatkan insight, ide-ide brilian. Mungkin karena ia mengedit dalam keadaan santai dan rileks sehingga pikiran bawah sadarnya bisa bekerja dengan baik melahirkan kreativitas yang tidak muncul pada keadaan biasa.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 9, check-in pasti sudah dibuka. Abduh segera menuju counter check-in. Selesai check-in, Abduh menuju boarding room di zona 3. Dilihatnya arloji di tangannya, "Masih 2 jam lagi". Dilihatnya mushalla apik dan bersih di sudut gedung. Ada 1 orang tengah khusyuk shalat dhuha di dalamnya. Ia teringat, Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat dhuha, "sebaiknya aku dhuha dulu", batin Abduh. Air wudhu yang sejuk membasahi anggota tubuhnya dan terasa melunturkan dosa.

Abduh demikian menikmati shalat dhuha ini. Sungguh 8 rakaat terasa kurang. Tak terasa buliran air mata menetes, mencuci kekotoran hati, melembutkan kekesatan jiwa. Fikiran dan dada terasa ringan, damai. Terasa dekat dan mesra dengan Tuhannya. Kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Duhai, kalaulah tidak karena ketinggalan pesawat, aku tidak akan mengalami 8 rakaat yang sangat berharga ini. Bahkan sudah lama aku tidak melakukan shalat dhuha 8 rakaat. Subhanallah, mungkin Allah ingin mencuci diriku dahulu sebelum menyampaikan materi spiritual entrepreneurship, sehingga semoga materinya akan lebih berkualitas dan Allah berkenan dengan training itu, Allah memberikan hidayah-Nya kepada para peserta. Wallahu a'lam.

Zone 3 Bandara SH
---
Judul Asli: Berpikir Positif 01
www.agungy.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar