Rabu, 13 Juni 2012

Pengaruh Bacaan Al Quran Pada Syaraf, Otak, dan Organ Tubuh

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).

https://www.facebook.com/kata2.hikmah.ofa

Sabtu, 02 Juni 2012

Senyum Salah Satu Kunci Kesuksesan

Senyum mempunyai pengaruh sangat kuat untuk membuat jiwa bergembira dan hati menjadi bahagia dan orang disekitar kita akan menyenangi orang dengan senyuman ramah yaitu senyumannya yang keluar dari hati tulus dan membuat orang itu (tersenyum) banyak disukai oleh orang lain. Jadi dengan tersenyum secara tidak disadari membuka jalan menuju kesuksesan

Orang murah senyum dalam menjalani hidup ini bukan saja paling mampu untuk berbuat, tapi juga sanggup memikul tanggung jawab, dan paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan,serta orang yang dapat menciptakan hal-hal bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Orang dengan senyum ramah dan selalu tampak ceria menandakan kepribadian murah hati, lapang dada, mempunyai sifat dermawan, dan berwibawa, selalu mudah bergaul, banyak teman dan disenangi banyak orang. Senyum itu bagaikan indahnya pemandangan bisa membuat setiap orang merasa betah memandangnya dan merasa nyaman berada di sekitarnya.

Tapi sebaliknya bila dalam jiwanya bercokol penyakit tamak, jahat, dan egoisme, maka rona wajahnya selalu tampak kusut dan cemberut. Muram durja dan bermuka masam merupakan cerminan dari jiwa galau dan pikiran kacau balau. Jiwa seperti ini membuat setiap hal dalam hidup terasa berat dan sengsara. Karakter orang seperti ini sangat mudah mendramatisir suatu keburukan, sebuah kesalahan selalu di besar-besarkan, setiap kesulitan selalu berat dalam menghadapinya, dan sangat sulit melakukan sebuah kebaikan.

Tapi bila kita mengahadapi kesulitan hidup dengan semangat dan senyuman, maka kita akan menikmati kesulitan itu dengan semangat mengalahkannya. Begitu kita memperlakukan kesulitan dengan melihatnya lalu tersenyum, menyiasatinya lalu tersenyum, dan berusaha mengalahkannya lalu tersenyum. Berbeda dengan jiwanya risau. Setiap dia menghadapi kesulitan, dia selalu ingin segera meninggalkannya dan melihatnya sebagai sesuatu yang sangat besar dan memberatkannya serta bisa menyebabkan semangatnya turun dan harapanya menjadi lemah.

Hiasilah hidup ini dengan senyuman tulus. Insya Allah akan memudahkan kesulitan yang datang menghampiri, akan memudahkan dalam meraih kesuksesan, memudahkan orang mencintai anda, dan bisa membuka pintu kebahagian.
http://petualang-web.blogspot.com